Sabtu, 12 Februari 2011

Mars

Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil dari nama Dewa Yunani kuno untuk perang. Namun planet ini juga dikenal sebagai planet merah karena penampakannya yang kemerah-merahan.
Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara yang cukup rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu pernapasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang amat sederhana.
Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 687 hari dalam mengelilingi matahari. Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 24,62 jam.
Dalam mitologi Yunani, Mars identik dengan dewa perang, yaitu Aries, putra dari Zeus dan Hera.
Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di masa kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa.
Penamaan
Epos J2000 Aphelion 249.209.300 km
1,665 861
SA Perihelion 206.669.000 km
1,381 497 SA
Sumbu semi-mayor 227.939.100 km
1,523 679 SA
Eksentrisitas 0,093 315
Periode orbit 686,971 day
668,5991 sols Periode sinodis 779,96 hari
2,135 tahun Julian
Kecepatan orbit rata-rata 24,077 km/s Inklinasi 1,850° ke Ekliptika
5,65° ke
ekuator Matahari
1,67° ke
bidang Invariabel[2] Bujur node menaik 49,562° Argumen perihelion 286,537° Satelit 2
Ciri-ciri fisik
Jari-jari khatulistiwa 3.396,2 ± 0,1 km[a][3]
0,533 Bumi Jari-jari
kutub 3.376,2 ± 0,1 km[a][3]
0,531 Bumi
Kepepatan 0,005 89 ± 0,000 15 Luas permukaan 144.798.500 km²
0,284 Bumi
Volume 1,6318×1011 km³
0,151 Bumi
Massa 6,4185×1023 kg
0,107 Bumi Kepadatan rata-rata 3,934 g/cm³
Gravitasi permukaan di khatulistiwa 3,69 m/s²
0,376
g Kecepatan lepas 5,027 km/s Hari sideris 1,025 957 hari
24,622 96 h
[4] Kecepatan rotasi 868,22 km/jam Kemiringan sumbu 25,19° Asensio rekta bagi kutub utara 21 j 10 m 44 d
317,681 43°
Deklinasi 52,886 50° Albedo 0,15[5] Suhu permukaan
   
Kelvin
   
Celsius
min
rata-rata
maks
186 K
227 K
268 K[4]
−87 °C
−46 °C
−5 °C
Magnitudo tampak +1,8 hingga −2,91[5] Ukuran sudut 3,5—25,1"[5]
Atmosfer
Tekanan permukaan 0,6–1,0 kPa Komposisi 95,72% Karbon dioksida
2.7% Nitrogen
1.6%
Argon
0.2%
Oksigen
0.07%
Karbon monoksida
0.03%
Uap air
0.01%
Nitrogen monoksida
2.5 ppm
Neon
300 ppb
Krypton
130 ppb
Formaldehida
80 ppb
Xenon
30 ppb
Ozon
10 ppb Metana

Senin, 07 Februari 2011

Pulau Komodo

Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong

Sejarah

Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti.
Tahun 2009, Taman Nasional Komodo dinobatkan menjadi finalis "New Seven Wonders of Nature" yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online di www.N7W.com
dan jangan lupa untuk mendukung Pulau Komodo Sebagai New seven Wonder disini.